Definisi Belajar
Terdapat beberapa definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh
para ahli, antara lain sebagai berikut.
a.
Belajar
adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah oleh praktek dan latihan (Garry &
Kingsley, 1970 : 15)
b.
Belajar
ialah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau kemampuan yang
merupakan hasil dari pengalaman (Vanderzanden dan Pace, 1984).
c.
Belajar
ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu, yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan atas
kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat – obatan, dan sebagainya (Hilgard
dan Bower, 1975 : 2).
Meskipun terdapat beberapa perbedaan pendapat dari masing – masing
ahli, namun rupanya terdapat kesamaan pendapat dari para ahli tersebut bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dia telah
dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Perubahan
tingkah laku yang diharapkan dalam bentuk tujuan atau sasaran belajar. Misalnya
setelah belajar mata kuliah bimbingan dan konseling, mahasiswa dapat menjelaskan,
melaksanakan bimbingan dan konseling, dan sebagainya.
Bimbingan Belajar
Masalah belajar merupakan inti dari masalah pendidikan, karena
belajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan dan pengajaran. Perkembangan
belajar siswa tidak selalu berjalan lancer dan memberikan hasil yang
diharapkan. Adakalanya mereka menghadapi berbagai kesulitan atau hambatan.
Murid-murid seperti ini perlu diberikan bantuan atau pertolongan yang disebut
dengan layanan bimbingan belajar. Terdapat beberapa pengertian bimbingan
belajar menurut para ahli antara lain sebagai berikut.
a.
Bimbingan
belajar merupakan salah atu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menujukkan bahwa kegagalan-kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan karena
mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai (Prayitno, 2004 : 279).
b.
Bimbingan
belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik (Nurihsan, 2003 : 20).
c.
Bimbingan
belajar merupakan bimbingan dalam hal menemukan cara – cara belajar yang tepat, memilih program
studi yang sesuai dan mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan
– tuntutan belajar di suatu instusi pendidikan (Winkel, 1997 : 140).
d.
Bimbingan
belajar adalah suatu proses pemberian bimbingan dari pembimbing kepada siswa
dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan mengembangkan
keterampilan serta kebiasaan belajar agar mencapai hasil belajar yang optimal
sesuai dengan bakat dan kemampuannya (Munandar, 1999).
e.
Bimbingan
belajar adalah proses pemberian bantuan dari guru pembimbing terhadap siswa
dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar siswa dapat mengatasi
kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang
optimal (Cece Rakhmat, 1997 : 35).
f.
Bimbingan
belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah – masalah
belajar (Syamsu Yusuf, 2006 : 37).
Dengan bertitik tolak dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan
layanan bimbingan belajar ialah suatu proses bantuan yang diberikan kepada
individu (murid) untuk dapat mengatasi masalah – masalah yang dihadapinya dalam
belajar, agar setelah melaksanakan kegiatan belajar – mengajar mereka dapat mencapai hasil belajar
yang lebih baik sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minat yang dimiliki masing –
masing.
Secara umum, bimbingan belajar bertujuan untuk mencapai penyesuaian
akademis secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Secara
khusus, tujuan bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
- Siswa dapat memahami dirinya, misalnya siswa dapat memahami keunggulan dan kelemahan diri. Hal ini dapat tercipta jika siswa merasa aman dan bebas untuk mengungkapkan dan mewujudkan dirinya.
- Siswa memiliki keterampilan belajar, misalnya keterampilan untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan.
- Siswa mampu memecahkan masalah belajar, misalnya bagaimana cara menyelesaikan persoalan secara kreatif, tiak cukup untuk hanya mengemukakan macam – macam gagasan atau menghasilkan sejumlah kemungkinan penyelesaian masalah.
- Terciptanya suasana belajar yang kondusif bagi siswa.
- Siswa memahami lingkungan pendidikan.
Untuk melaksanakan layanan bimbingan belajar tersebut dengan baik
maka dapat dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Menentukan
murid – murid yang mengalami masalah belajar.
b.
Mengungkapkan
sebab – sebab terjadinya masalah belajar.
c.
Membantu
murid mengatasi masalah yang dialaminya dalam
belajar.
d.
Melaksanaan
penilaian untuk menentukan sejauh mana layanan bantuan yang telah diberikan
mencapai hasil yang diharapakan.
e.
Melaksanakan
usaha – usaha tindak lanjut dari layanan – layanan sebelumnya.
Jenis-Jenis Belajar
Jenis-Jenis Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh
seseorng murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Hal tersebut
berhubungan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan – kelemahan yang dimilikinya
dan juga mungkin
karena lingkungan yang
tidak menguntungkan
bagi dirinya. Masalah seperti ini tidak hanya dialami oleh murid – murid yang
terbelakang saja, tetapi juga dapat dialami oleh murid – murid yang pandai atau
cerdas. Masalah – masalah belajar tersebut dapat digolongkan atas :
1.
Sangat cepat dalam belajar, yaitu murid – murid yang tampaknya memiliki
bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki IQ
sebesar 130 atau lebih, dan memerlukan tugas – tugas khusus yang terencana.
2.
Keterlambatan
akademik, yaitu murid – murid yang tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi
tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.
3.
Lambat
belajar, yaitu murid – murid yang tampaknya memiliki kemampuan yang kurang
memadai. Mereka memiliki IQ sekitar
70 – 90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus.
4.
Penempatan
kelas, yaitu murid – murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat – minat
social yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya.
5.
Kurang
motif dalam belajar, yaitu murid – murid yang kurang semangat dalam belajar.
Mereka tampak jera dan malas.
6.
Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu murid – murid yang kegiatan
atau perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya,
seperti suka menunda – nunda tugas, belajar pada saat akan ujian saja.
Kehadiran di sekolah, yaitu murid – murid yang sering tidak hadir
atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan
sebagian besar kegiatan belajarnya.
Sumber
:
-
education4longlife.blogspot.com